Teknik Cognitive Behavioral
Therapy untuk Mengatasi Gangguan Curi Patologis (Kleptomania) pada
Anak MI
Kata kunci: Cognitive Behavioral
Therapy, Gangguan Curi Patologis (Kleptomania).
PENDAHULUAN
Mengambil barang milik orang lain adalah
satu hal yang tidak boleh dilakukan oleh siapapun baik anak kecil, maupun orang
dewasa. Karena barang orang lain semestinya bukanlah menjadi hak kita. Oleh
karena itu penanaman konsep kepemilikan dan pembiasaan bersikap jujur haruslah
ditanamkan sejak usia dini. Pada umumnya usia MI yaitu setelah usia 7 tahun, seorang
anak seharusnya sudah
lebih memahami tentang kepemilikan dan kejujuran. Pada saat ini, anak sudah mampu membedakan mana
yang nyata dan mana fantasi, serta sudah paham tentang menghormati barang milik
orang lain. Tentu saja seorang anak sangat memerlukan pengarahan dari orangtua,
dia tidak dapat dibiarkan tumbuh secara natural. Dan salah satu yang sangat
perlu dilakukan orangtua adalah memberikan pengawasan pada anak
Kenyataannya mengambil barang orang lain
yang biasa disebut kleptomania saat ini sering terjadi pada anak-anak
usia MI. Padahal anak-anak tersebut mengetahui bahwa mencuri itu tidak
diperbolehkan, mencuri adalah perbuatan yang tidak benar. Tetapi dengan
pengetahuannya itu terkadang mereka menafikan dan kemudian mereka melakukan hal
tersebut.
Kleptomania pertama kali diakui secara resmi
di Amerika Serikat sebagai gangguan mental pada tahun 1960 dalam kasus negara
bagian California oleh Douglas Jones.. Dari semua melaporkan mengutil, kurang
dari 5% yang benar-benar dilakukan oleh kelainan kleptomaniacs. Kleptomania
penyebab tidak diketahui, walaupun mungkin mempunyai komponen genetik dan dapat
ditularkan di antara kerabat tingkat pertama. Ada juga tampaknya menjadi
kecenderungan yang kuat untuk kleptomani untuk hidup berdampingan dengan
obsesif-compulsive disorder, bulimia nervosa, dan depresi klinis.
Sebagian besar pengidap kleptomania berjenis
kelamin wanita, Sebuah penelitian di Stanford University mengungkap, 62,5
persen penderita kleptomania adalah perempuan sementara 37,5 persen sisanya
adalah laki-laki. Usia rata-rata saat didagnosis positif mengidap gangguan
kejiwaan ini adalah 45,6 tahun. Penyakit ini umum muncul pada masa puber dan
ada sampai dewasa. Pada beberapa kasus, kleptomania diderita seumur hidup.
Sedangkan untuk anak-anak sulit memvonis apakah seseorang itu
kleptomania.
Pada dasarnya ada batas antara miliknya dan
milik orang lain, anak-anak sebetulnya mempunyai konsep itu, pada masa kecil
mainan ini mainanku, barang ini barangku. Tapi masalahnya anak-anak kecil belum
bisa berkata bahwa barangmu bukan barangku, dia cenderung berkata barangmu
barangku. Anak-anak yang egosentriknya tinggi sekali, biasanya tidak mengenal
batas ini jadi terus dia langgar. Barang orang lain adalah barangku, jadi
mendefinisikan dirinya sangat luas, ini maksudnya adalah egois sekali terlalu
egosentrik.
PEMBAHASAN
Kleptomania
(bahasa Yunani: κλέπτειν, kleptein, “mencuri”, μανία, “mania”) adalah penyakit
jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri, tidak
dapat menahan keinginan untuk mengumpulkan atau menimbun barang. Orang dengan
kelainan ini terdorong untuk mencuri barang-barang, umumnya barang-barang yang
tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang
lainnya. Sang penderita biasanya merasakan rasa tegang subjektif sebelum
mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan
tindakan mencuri tersebut. Tindakan ini harus dibedakan dari tindakan mencuri
biasa yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan
sebelumnya.
Mc. Elroy dan Arnold (2001) menyatakan
bahwaa ketidak mampuan seseorang menolak dorongan berulang untuk mencuri barang
barang yang sebenarnya tidak diperlukan untuk kegunaan pribadi atau yang dicuri
bukan karena nilai uangnya. Tindakannya mengikuti pola tertentu yaitu merasakan
ketegangan tepat sebelum mencuri dan diikuti rasa puas atau lega saat
pencuriandilakukan.
Ada 4 hal yang menyebabkan anak mencuri
adalah sbb: 1) Anak mencuri karena dia adalah anak yang impulsif. Impulsif
berarti seseorang yang mempunyai dorongan yang kuat untuk mempunyai sesuatu,
dan waktu dia menginginkan sesuatu dia harus mendapatkannya dengan seketika. 2)
Anak yang membutuhkan perhatian, karena hidup di lingkungan yang kurang sekali
perhatian, dia sangat butuh aktifitas. Waktu dia membutuhkan aktifitas, yang
dilakukan ialah mencuri, dengan dia mencuri dia bisa membeli barang yang ia
inginkan sebab di rumah atau di sekolah kemungkinan besar dia tidak mendapatkan
perhatian, jadi anaknya menyendiri. 3) Tipe anak yang egosentrik, anak-anak
yang sangat egois di mana keinginannya tidak boleh dibendung, yang dia inginkan
harus dia dapatkan, dia tidak mengenal batas milik, bahwa ini milik orang lain,
ini milik saya sebab orang pun harus tunduk pada keinginannya. 4) Tipe keempat
adalah anak yang bermasalah. Atau yang lebih sering disebut kleptomania yaitu
anak-anak yang sebetulnya kompulsif anak-anak yang mempunyai problem perilaku,
di mana dia harus mencuri meskipun dia tidak membutuhkan barang yang dia
inginkan tapi dia mengambilnya, karena itu suatu perilaku yang harus dia
lakukan.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders- DSM IV-TR (text revision) terbitan American Psychiatric
Association (Edisi ke IV, 2000) ciri-ciri kleptomania adalah: 1)
Pengulangan mencuri benda-benda yang tidak dibutuhkan oleh individu yang
bersangkutan atau kadang benda-benda itu diberikan untuk orang lain.
Benda-benda yang diambil adalah benda-benda yang tidak mempunyai nilai, tidak
berharga. 2) Peningkatan dorongan secara terus-menerus sebelum mencuri. 3)
Timbul rasa senang ketika mencuri berhasil dilakukan. 4) Proses mencuri
tersebut tidak dimotivasi oleh rasa marah atau keinginan untuk balas dendam dan
tidak disebabkan oleh delusi dan halusinasi. 5) Perilaku tersebut tidak
disebabkan oleh conduct disorder, manic episode pada gangguan bipolar, atau
gangguan kepribadian antisosial. 6) Orang kleptomania biasanya akan mengalami
stress sebelum mengambil dan juga dia tidak mempunyai rasa bersalah.
7) Umumnya Penderita Mampu Membeli Barang Yang Dia Curi. 8) Penderita Akan
Merasa Tegang Saat Melihat Barang Yang Dia Inginkan Dan Sesaat Sebelum
Mengambulnya.Setelah Berhasil Ia Akan Merasa Senang Dan Lega. 9) Penderita
mengambil barang secara spontan dan tanpa strategi serta langkah yang
rumit,naja seringkali ia meninggalkan jejak dan jejak tersebut justru mengarah
ke pelaku tunggal yaitu ia sendiri. 10) Penderita tidak merasa bersalah setelah
mengambil barang tersebut,bahkan ia akan berani memakainya di depan si pemilik
asli,tetapi ada pula yang menyembunyikan atau malah mengembalikannya.
Pandangan psikodinamika menganggap bahwa
penyebab kleptomania adalah adanya pertahanan melawan impuls, keinginan,
konflik atau kebutuhan yang menakutkan di alam bawah sadar. Impuls atau
keinginan ini merupakan refleksi motif seksual atau masochistic (kesenangan
karena menderita) dan tindakan mencuri merupakan pengeluaran impuls yang
menunjukkan mekanisme narsisistik individu yang mudah dikritik untuk mencegah
pengecilan diri.
kleptomania adalah sebuah gangguan
yang dapat di prognosiskan secara baik dengan terbagai treatment yang
ada seperti Corey dalam Singgih D.
Gunarsa (2000) merumuskan pandangan terhadap manusia dari sudut kelompok
kognitif behavioristik, manusia
dilahirkan dengan kemampuan untuk berpikir rasional, tetapi juga dengan
kecenderungan untuk berfikir “Tidak lurus” mereka cenderung untuk percaya
kepada hal-hal yang tidak rasional dan untuk menanamkan kepercayaan ini
terhadap diri sendiri.
Terapi kognitif behavior
menurut Singgih D. Gunarsa (2000) mendasarkan pada penggabungan antara tiga
pendekatan yaitu:
1.
Biomedik adalah membentuk pola pikir seseorang yang logis, kreatif dan
inofatif.
2.
Intrapsikik yaitu merupakan proses dimana upaya-upaya yang tidak disadari
dicegah berkaitan dengan kesadaran
3.
Lingkungan yaitu setiap manusia mempunyai hubungan dengan orang-orang atau
masyarakat untuk berperilaku dan berkomunikasi.
Terapi dengan teknik ini
banyak mempergunakan prosedur dasar untuk melakukan perubahan kognotif dan
perilaku, misal seperti: pengamatan diri, kontrak dengan diri sendiri, dan
artian lebih luas teknik ini mengajarkan keterampilan kepada klien dalam
menghadapi suasana yang menimbulkan kecemasan. Jadi bagaimana seseorang
berfikir, menentukan bagaimana perasaan dan reaksinya. Pikiran seseorang
memberikan gambaran tentang rangkaian kejadiaan didalam kesadarannya. Gejala
perilaku yang berkelainan atau menyimpang, berhubungan erat dengan isi pikiran,
misalnya seorang menderita kleptomania, di dalam pikiran dimunkinkan
terdapat pemikiran untuk menyakiti diri sendiri, sehingga impuls tersebut
dinyatakan dengan tindakan mencuri. Dalam hal seperti ini, kognitif behavioral
dipergunakan untuk mengidentifikasi, memperbaiki perilaku yang maladaptif, dan
fungsi kognisi yang terhambat, yang mendasari aspek kognitifnya yang ada.
Pada tata pelaksanaan cognitive-behavioral
therapy dapat diberikan beberapa perlakuan seperti covert sensitization, dimana
individu direkam secara diam-diam ketika melakukan pencurian, hasil rekaman
tersebut akan diperlihatkan kepada individu dengan pengarahan konsekuensi
sosial terhadap perilakunya tersebut. Penggantian kontruk pemikiran dapat
dilakukan dengan berbagai pemikiran logis yang dapat menggantikan kontruk lama
para penderita, bahwa mencurian dapat membahayakan diri penderita dan
menimbulkan kerugian secara material dan psikis bagi korban, atau dengan metode
desentrasisasi sistemik, dimana penderita dihadapkan pada satu stimuli yang
menimbulkan keinginan kuat untuk mencuri, namun terapis mendampingi klien
dengan memberikan kontruk pemikiran logis baru, hal tersebut dilakukan berulang
dalam beberapa sesi dan menambahan stimuli diberikan secara berlaka sehingga
penderita dapat mengontrol diri untuk tidak melakukan aktivitas pencurian.
Sebagai tambahan
dapat dilakukan pendekatan untuk mengenal diri sendiri melalui meditasi. Dengan
meditasi, penderita diajar untuk memusatkan pikirannya. Bila penderita bisa
melakukan pemusatan pikiran dan kemudian penderita bisa tidur nyenyak, maka
keseimbangan yang diperoleh ini akan meningkatkan fungsi sistem yang ada dalam
tubuh. Sistem saraf otonom, sistem daya tahan tubuh dan sistem hormonal akan
bekerja bersama-sama dalam keadaan seimbang yang mempengaruhi sistem
neurotransmiter. Keseimbangan neurotransmiter ini akan meningkatkan kesadaran penderita
yang menyebabkan adanya pemahaman diri bahwasanya setiap manusia memiliki
dorongan untuk menyakiti diri sendiri, hal itu dapat di jelaskan dalam
pembagian insting kehidupan dan insting kematian, sehingga ego seorang anak
tidak perlu bersusah payah menyalurkan dorongan tersebut terdapat perilaku
maladaptive seperti mencuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar