BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Makhluk hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan
seperti bernapas, bergerak, dan berkembang biak. Seperti yang diketahui bahwa
tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup sendiri di alam kehidupan ini, tetapi selalu
terjadi saling ketergantungan di antara makhluk hidup tersebut.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energy surya, mineral, serta flora
fauna yang tumbuh di atas tanag maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang
meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan
fisik tersebut.
Makhluk hidup dan lingkungan sangat erat kaitannya. Semua makhluk
menjalani hidup dan semua kegiatannya akan berkaitan dengan lingkungan. Makhluk
hidup bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Makhluk hidup makan,
minum, dan melakukan kegiatannya semuanya memerlukan lingkungan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana organisasi kehidupan makhluk
hidup?
2. Bagaimana hubungan atau interaksi antar
makhluk hidup?
3. Bagaimana hubungan makan dan dimakan
antar makhluk hidup?
4. Bagaimana penyesuaian makhluk hidup
dengan lingkungannya?
5. Bagaimana aktivitas manusia yang
mempengaruhi lingkungan?
C.
TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui organisasi kehidupan
makhluk hidup
2. Untuk mengetahui hubungan atau interaksi antar makhluk hidup
3. Untuk mengetahui hubungan makan dan dimakan antar makhluk
hidup
4. Untuk mengetahui penyesuaian makhluk
hidup dengan lingkungannya
5. Untuk mengetahui aktivitas manusia yang mempengaruhi
lingkungan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup
Tidak
ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk
manusia. Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan. Makanan manusia
berasal dari tumbuhan dan hewan. Sementara itu hewan peliharaan dan tumbuhan
tidak dapat hidup dengan baik tanpa bantuan manusia. Hubungan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya dapat digambarkan sebagai berikut : Individu –
populasi – komunitas – ekosistem – biosfer[1]
|
1. Individu
|
Individu
adalah setiap anggota populasi. Dalam kehidupan sehari-hari, akan ditemukan
berbagai mahluk hidup. Terkadang juga akan sulit dalam untuk menentukan
individu dalam kelompok organism, misalnya memisahkan individu rumput dari
lapangan rumput atau individu bamboo dari serumpun bamboo. Namun harus diingat
bahwa individu selalu bersifat tunggal.
·
Contoh: seorang manusia, seekor
kucing, sebuah serangga.
2. Populasi
Populasi
adalah kumpulan makhluk hidup sejenis yang tinggal di suatu tempat. Yang
dimaksud sejenis yaitu mempunyai persamaan sifat morfologi dan fisiologi dan
dapat mengadakan perkawinan secara alamiah menghasilkan keturunan.
- Contoh : pupulasi manusia, populasi tikus, pupulasi harimau, populasi gajah.
3. Komunitas
Komunitas
adalah kehidupan bersama antara makhluk hidup yang terdiri dari beberapa
populasi yang hidup bersama di suatu tempat. Suatu komunitas terikat sebagai
suatu unit oleh saling ketergantungan anggota-anggotanya. Para ahli ekologi
menyebut kelompok organism tertentu dalam suatu habitat juga sebagai komunitas,
misalnya komunitas burung di Pulau Burung, komunitas tumbuhan di Tangkuban
Perahu. Komunitas tersusun dari dua atau lebih populasi.
Komunitas dibedakan menjadi 2 macam
yaitu :
Komunitas akuatik yaitu kelompok makhluk hidup yang
hidup di perairan, seperti parit, kolam, sungai, danau, dan laut.
Komunitas terestrial (komunitas
darat)
yaitu kelompok makhluk hidup yang hidup di daratan seperti di hutan, gunung,
padang rumput, padang pasir, dan padang es.
- Contoh komunitas laut yang terdiri dari populasi ikan hiu, populasi ikan pari, pupulasi gurita, populasi ubur-ubur, populasi udang, populasi kepiting, populasi cumi-cumi, populasi rumput laut, populasi kerang, dst.
- Contoh komunitas hutan yang terdiri dari populasi pohon pinus, populasi alang-alang, populasi pohon cemara, populasi harimau, populasi rusa, populasi gajah, dst.
4. Ekosistem
Ekosistem
adalah hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antar mahluk hidup dengan lingkungannya
disebut. Ekologi (oikos = rumah, logos = ilmu). Lingkup kajian ekologi adalah
mahluk hidup, lingkungan dan hubungan timbal balik taua interksi antara
keduanya. Ekologi berhubungan dengan ilmu-ilmu lain seperti; morfologi,
genetika, fosiologi, evolusi biologi melekuler dan niologi perkembangan. Dengan
ekologi diaharapkan interksi antar mahluk hidup dan lingkungnya dapat lebih
dipahami. Pemahaman yang baik diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia tanpa merusak lingkungan. Sumber energi utama untuk
ekosistem adalah matahari.
Semua ekosistem di permukaan bumi berinteraksi
membentuk ekosistem yang besar, yaitu ekosfer. Lapisan permukaan bumi dan
atmosfer yang dihuni oleh seluruh makhluk hidup disebut biosfer.
Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Ekosistem alam yaitu ekosistem yang terbentuk
dengan sendirinya (secara alami). Contoh : danau, sungai, padang
rumput, padang pasir, dan hutan.
b. Ekosistem buatan yaitu ekosistem yang sengaja
dibuat. Contoh : sawah, ladang, kolam, dan akuarium.
Lingkungan dan
mahluk hidup tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, keduanya
saling mempengaruhi. Setiap kelompok mahluk hidup hidup menetap ditempat
tertentu (habitat). Lingkungan mahluk hidup dapat dibedakan menjadi:
a. Lingkungan Biotik
Biotik adalah mahluk hidup. Lingkungan biotik suatu
mahluk hidup adalah seluruh mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun
dari spesies yang berbeda yang hidup ditempat yang sama. Komponen biotik
terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, paku,
tumbuhan berbiji, invertebrata, avertebrata dan manusia.
b. Lingkungan Abiotik
Abiotik adalah bukan mahluk hidup atau komponen tak
hidup. Komponen abiotik merupakan komponen fisik dan kimia yang membentuk
lingkungan abiotik. Contoh komponen abiotik antara lain:
1) Suhu, suhu sangat diperlukan oleh setiap
mahluk hidup berkitan dengan reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh mahluk
hidup.
2) Cahaya, penyinaran matehari berperan dalam
kehidupan organisme. Misalnya tumbuhan memerlukan cahaya natahari dengan
panjang gelombang tertenu guna membantu proses fotosintesis.
3) Air,dalam kehidupan air sangat
diperlukan oleh mahluk hidup, karena sebagian besar tubuhnya mengandung air.
4) Kelembaban, diperlukan
oleh mahlukhidpu agar tubuhnya tidak cepat keringkarena penguapan.
5) Udara, Nitrogen diperlukan mahlu khidup
utnuk membentuk protein. Oksigen digunakan mahluk hidup untuk bernafas.
Karbondioksida diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis.
6) Garam-garam mineral. Tumbuhan
mengambil garam-garam mineral dan air dari tanah untuk proses fotosintesis.
7) Tanah. Tanah yang subur sangat diperlukan
oleh organisme untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tumbuhan akan tumbuh dengan
baik pada tanah yang subur.
5.
Biosfer
Kesatuan
berbagai ekosistem, yang meliputi semua organisme dan lingkungan yang
berinteraksi untuk berlangsungnya kehidupan disebut biosfer. Dapat disimpulkan
biosfer adalah permukaan bumi dimana semua mahluk hidup dapat melangsungkan
semua kehidupannya.
- Contoh : bumi tempat tinggal kita
B.
Hubungan atau Interaksi antar Makhluk Hidup dengan
Lingkungannya
1.
Interaksi antar Individu
Setiap organisme hidup ditempat
tertentu atau habitat tertentu. Pada tempat tersebut hidup organisme lain yang
sejenis. Organisme sejenis yang hidup disuatu tempat dalam kurun waktu tertentu
disebut populasi. Jumlah individu sejenis yang hidup disuatu tempat
persatuan luas menunjukkan kepadatan populasi. Lokasi ditemukan
individu-individu sejenis pada suatu tempat menunjukkan penyebaran atau distribusi
populasi.
Bertambahnya anggota populasi
berarti kebutuhan hidup akan ikut bertambah. Jika kebutuhan tersebut tidak
terpenuhi ditempat hidupnya akan terjadi persaingan atau kompetensi.
Interaksi kompetisi antar individu dalam populasi disebut kompetisi
intraspesifik. Adanya kompetensi mengakibatkan ada individu yang memperoleh
kebutuhan yang lebih sedikit sehingga akan mengakibatkan migrasi (perpindahan
ketempat lain) atau kematian.
2.
Interaksi antar Populasi
Bentuk interaksi antar
populasi dapat berupa predasi, kompetensi, simbiosis.
a) Predasi
Interaksi
dari dua individu dalam populasi berbeda spesies berupa makan dan dimakan atau
satu spesies memakan spesies lainnya, individu yang memakan disebut predator
dan yang dimakan disebut mangsa.
Perbedaan
simbiosis predasi dengan simbiosis parasitisme yaitu pada simbiosis
parasitisme, parasit biasanya tidak membunuh induk inangnya karena jika induk
inang mati, maka parasit juga akan ikut mati.
Contoh
: harimau memakan kelinci. Harimau sebagai predator dan kelinci sebagai mangsa
b) Kompetisi
Hubungan dua populasi yang hidup
bersama dan saling mempengaruhi, akibat adanya kebutuhan-kebutuhan akan bahan
yang sama, sedangkan ketersediaan bahan tersebut terbatas.
Contoh : beberapa ekor kambing dan
sapi yang bersama-sama makan rumput di padang rumput.
c) Simbiosis
Hubungan
khusus antar makhluk disebut simbiosis. Simbiosis dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, simbiosis
komensalisme, dan simbiosis netralisme.
1.
Simbiosis Mutualisme
Bila
dua spesies mahluk hidup, hidup bersama maing-masing mendapat keuntungan dan
kedua polpulasi dapat berkembang dengan baik tetapi jika keduanya terpisahkan
masing-masing tidak dapat menjalankan hidup dengan baik. Dalam mutualisme
hubungan tersebut mutlak diperlukan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup
kedua populasi.
- Contoh :
a. Simbiosis
antara kerbau dengan burung jalak. Burung jalak memperoleh makanan berupa
serangga-serangga kecil yang menempel pada tubuh kerbau, sedangkan kerbau
diuntungkan dengan hilangnya serangga-serangga kecil yang mengganggu tubuhnya.
- Simbiosis antara lebah dengan bunga. Lebah mengambil nektar dari bunga sebagai makanan, sedangkan bunga diuntungkan karena lebah membantu terjadinya penyerbukan.
2.
Simbiosis Parasitisme
Simbiosis
parasitisme adalah hubungan antar makhluk hidup yang hanya menguntungkan salah
satu pihak dan merugikan pihak lain.
- Contoh :
a. Tanaman
benalu yang menempel pada pohon lain. Benalu yang menempel pada tanaman
inang akan menyerap makanan yang dihasilkan tanaman inang, akibatnya tanaman
inang akan mati karena makanannya diserap oleh benalu.
- Kutu yang hidup pada tubuh hewan. Kutu yang hidup di tubuh hewan mendapatkan makanan dengan menyedot darah hewan, akibatnya hewn akan kehilangan darah dan merasa gatal karena ada kutu di tubuhnya.
3.
Simbiosis Komensalisme
Simbiosis
komensalisme adalah hubungan antar makhluk hidup yang menguntungkan satu pihak
sedangkan pihak lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.
- Contoh :
a. Simbiosis
antara tanaman anggrek dengan pohon inangnya. Anggrek membutuhkan pohon
yang tinggi sebagai tempat menempel agar memperoleh sinar matahari, sedangkan
pohon tidak diuntungkan dan tidak dirugikan karena anggrek hanya menempel dan
dapat membuat makanannya sendiri.
- Simbiosis antara ikan remora dengan ikan paus. Ikan remora berada dekat tubuh ikan paus agar memperoleh makanan yang berupa ikan-ikan kecil, sedangkan ikan paus tidak merasa dirugikan karena ikan remora yang ukuran tubuhnya kecil tidak mengambil semua makanannya.
4.
Simbiosis Netralisme
Bila
antara dua spesies individu baik dalam keadaan terpisah maupun berkumpul tidak
terjadi saling merugikan atau saling menguntungkan.
- Contoh : ayam dengan kambing di halaman rumput
3.
Interaksi antar Komponen Biotik dan Abiotik
Pada tingkat
ekosistem individu atau populasi memiliki peran yang khas dalam kaitan
interaksinya dengan lingkungan biotik dan abiotiknya. Ke khasan fungsi individu
atau populasi dalam ekosistem disebut Niche (relung).
Berdasarkan
ke khasannya suatu individu atau populasi dibedakan mejadi prosusen konsumen,
dekomposer atau pengurai dan deterivot.
a). Produser
Produser
adalah makhluk hidup yang mampu menghasilkan bahan organik dari bahan
anorganik. Proses tersebut hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil
dengan cara fotosintesis. Contohnya adalah ganggang, lumut, dan tumbuhan hijau.
b). Konsumer
Konsumer
berarti pemakan. Semua hewan dan tumbuhan tak berklorofil (misalnya tali putri)
termasuk konsumer. Konsumer memakan bahan organik yang dihasilkan oleh produser
karena konsumer tidak mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik.
c).
Dekomposer
Dekomposer
adalah pengurai sampah atau bangkai, contohnya bakteri pembusuk dan jamur.
Dekomposer menguraikan bahan organik menjadi bahan-bahan anorganik, air, dan
gas. Selanjutnya hasil penguraian tersebut dimanfaatkan lagi oleh produser.
d). Detrivor
Detrivor
adalah organisme yang memakan partikel-partikel organik atau detritus. Dtritus
merupakan hancuran dari jaringan hewan atau tumbuhan.
C.
Hubungan Makan dan Dimakan antar Makhluk Hidup
Antara makhluk
hidup dengan lingkungannya terdapat saling ketergantungan. Makhluk hidup
tergantung pada lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Proses
makan-dimakan akan membentuk rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi[2]
Rantai
makanan adalah hubungan yang menggambarkan peristiwa makan memakan antara
makhluk hidup. Produsen adalah penghasil bahan makanan untuk hewan pemakan
tumbuhan atau herbivora.
Berikut contoh
gambaran peristiwa rantai makanan:
Peristiwa kompleks makan-dimakan digambarkan dalam
bentuk jaring-jaring makanan.
Produser yang
mampu memanfaatkan energi matahari secara langsung berada pada tingkat trofik
I, konsumer I berada pada tingkat trofik II, dan seterusnya hingga ke konsumer
puncak.
Produsen
- Dalam rantai makanan tumbuhan berperan sebagai produsen.
- Tumbuhan mampu membuat makanan sendiri.
Konsumen I
- Konsumen I adalah pemakan tumbuhan (herbivora).
- Konsumen I disebut konsumen primer.
- Contoh : belalang, ulat, sapi, kerbau, kambing, dll.
Konsumen
II
- Konsumen II adalah pemakan hewan lain (karnivora)
- Konsumen II disebut konsumen sekunder.
- Contoh : singa, harimau, dll.
Konsumen
III
- Konsumen III adalah pemakan konsumen II (karnivora)
- Konsumen III disebut konsumen tersier.
- Contoh : burung elang, manusia
Pengurai
- Pengurai adalah makhluk hidup yang menguraikan sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang telah mati menjadi unsur-unsur pembentuknya.
- Contoh : bakteri dan jamur
Dalam proses
makan-dimakan terjadi perpindahan energi. Transfer energi dari matahari ke
produser, konsumer dan pengurai dikenal sebagai aliran energi. Aliran energi
adalah perpindahan energi di dalam peristiwa makan dan dimakan. Bila tumbuhan
dimakan oleh konsumen pertama maka energi yang berada di dalam tumbuhan akan
berpindah ke konsumen pertama, selanjutnya jika konsumen pertama dimakan oleh
konsumen kedua maka energi pada konsumen pertama akan berpindah ke konsumen
kedua, dan begitu seterusnya. Energi yang diperoleh konsumen tidak seluruhnya
tersimpan di dalam tubuhnya. Energi yang tersimpan hanya ±10% saja, sedangkan
sisa energi ±90%nya digunakan untuk aktivitas biologi misalnya bergerak,
bernafas dan berkembang biak serta ada yang tersebar ke lingkungan dalam bentuk
panas.
D.
Penyesuaian Makhluk Hidup dengan Lingkungannya
1.
Hewan
a. Cara
memperoleh makan
Semua
makhluk hidup membutuhkan makanan. Makanan untuk mempertahankan hidupnya.
Berdasarkan cara memperoleh makanan, dikelompokkan menjadi hewan herbivor, karnivor,
dan omnivor.[3]
1)
Herbivor
Hewan
herbivor adalah sebutan untuk hewan pemakan tumbuhan. Kelompok hewan ini
biasanya tidak memiliki gigi yang tajam. Karena tidak digunakan untuk mengoyak
makanan. Contoh hewan pemakan rumput dan daun. Kuda, sapi, kambing, kerbau, dan
kelinci.
Hewan
herbivor juga meliputi kelompok burung. Contohnya: burung, merpati, nuri,
kakatua, dan pipit. Makanannya berupa biji yaitu jagung, beras, dan biji
kemiri.
2)
Karnivor
Hewan
karnivor adalah hewan pemakan daging. Ciri-ciri dari hewan pemakan daging
adalah memiliki taring yang tajam serta kuku yang tajam. Coba perhatikan singa,
harimau, kucing, anjing, dan serigala. Bentuk giginya tajam dan kuat. Gigi ini
untuk mengoyak dan menggigit daging. Selain mempunyai taring, kelompok hewan ini
juga dilengkapi kuku yang kokoh. Kuku ini digunakan untuk mencengkeram
makanannya. Misalnya, di hutan saat singa menangkap mangsanya. Ada juga burung
yang termasuk dalam anggota karnivor. Misalnya: burung elang, burung pelikan,
dan burung gagak.
3)
Omnivor
Hewan
omnivor adalah hewan pemakan tumbuhan dan daging. Contoh hewan ini adalah
tikus, semut, dan ayam. Penyesuaian hewan omnivor terhadap makanannya lebih
bervariasi. Tubuh semut yang kecil memungkinkan untuk masuk ke lubang yang
kecil bebas mencari makanan. Bentuk mulut yang dilengkapi semacam kait. Juga
merupakan penyesuaian diri untuk membawa makanan yang banyak dan berukuran
besar. Tikus pun demikian. Tubuhnya sangat lentur untuk melewati lubang yang
kecil. Cakarnya sangat kuat dan lincah digunakan untuk memanjat. Giginya
terdiri atas gigi seri yang sangat tajam dan gigi geraham. Gigi seri digunakan
untuk mengerat. Gigi gerahamnya untuk mengunyah makanan. Tikus akan memakan segala macam makanan yang
ditemuinya.
4)
Serangga
Di
dalam kelompok hewan, ada juga serangga. Serangga memiliki cara penyesuaian
diri terhadap makanannya. Contoh serangga: kupu- kupu, lebah, lalat, dan
nyamuk. Kupu-kupu mencari madu menggunakan mulut pengisap. Dengan cara
dijulurkan dan digulung kembali. Lebah menggunakan mulut penjilat. Penjilat
untuk mengambil madu dari sebuah bunga. Lalat menggunakan mulut penyerap yaitu
semacam alat penghisap (spons). Nyamuk menggunakan mulut penusuk untuk
menghisap darah melalui pori-pori manusia dan hewan.
b. Cara
melindungi diri
1)
Dengan
Alat yang Ada Ditubuhnya
a)
Tanduk, umumnya dimilik oleh hewan pemakan tumbuhan. Misalnya, sapi, rusa,
domba, dan kerbau.
b)
Kuku yang tajam, umumya dimiliki oleh kelompok hewan karnivora. Misalnya,
burung elang, singa, harimau dan kucing.
c)
Racun, digunakan untuk melindungi diri dari musuh yang meng- ganggunya.Hewan
yang menggunakan racun atau sengatan yaitu ular, ulat, dan kalajengking.
2)
Dengan
Tingkah Laku
Berikut
adalah tingkah laku hewan yang berbeda dari hewan yang lain.
a)
Mimikri
Mimikri
adalah penyesuaian diri dengan kondisi di tempat yang sesuai dengan tubuhnya.
Contohnya yaitu belalang daun dan belalang sembah. Belalang sering hinggap pada
daun untuk menyesuaikan warna dan bentuk tubuhnya.
Bunglon
hewan mampu melakukan penyesuaian terhadap ling- kungannya. Bunglon mampu
mengubah warna kulitnya dari hijau menjadi kecoklatan dan kehitaman. Perubahan
warna ini membuat bunglon mampu membaur dengan lingkungan. Contoh hewan lain
yaitu katak pohon.[4]
b)
Melepaskan
Bagian Tubuh
Hewan
melepaskan ekornya untuk melindungi diri. Contohnya cecak dan kadal. Cara ini
disebut autotomi. Ekor yang telah putus akan tumbuh lagi seperti semula.
c)
Menggulungkan
Diri
Hewan
melakukan penyesuaian diri dengan menggulungkan tubuhnya, Contohnya trenggiling
dan lipan. Cara ini dilakukan untuk melindungi diri dari serangan musuh.
d)
Cairan
Pekat
Cumi-cumi
adalah hewan laut yang akan mengeluarkan cairan pekat. Cairan pekat berfungsi
bila ada serangan dari musuh. Cairan
hitam yang disemprotkan tersebut akan mengeruhkan air sehingga dapat melarikan
diri.
e)
Bau
Menyengat
Walang
sangit melindungi diri dari serangan musuhnya dengan mengeluarkan bau
menyengat. Bau menyebabkan musuh pergi men- jauh.
f)
Cangkang
Aggota
kelompok siput, memiliki cangkang untuk melindungi diri dari musuhnya. Cangkang
ini disebut juga dengan rumah siput.
g)
Lain
– lain
Beberapa
hewan lain memiliki cara lain yang khas untuk melin- dungi dirinya. Udang
melakukan gerakan melesat mundur ke belakang, kelinci melakukan gerakan
meloncat dan berlari. Ada juga hewan yang selalu pergi berkelompok misalnya
kawanan zebra, kawanan rusa, dan sebagainya.
2.
Tumbuhan
Hewan
hidup memerlukan lingkungan. Hewan mempertahankan hidup dengan adaptasi.
Bagaimana dengan tumbuhan? Bagaimana bentuk penyesuaian diri tumbuhan? Apakah
tumbuhan bisa melindungi diri?[5]
a.
Berdasarkan Tempat Hidupnya
Tumbuhan juga
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tum- buhan bisa hidup di air dan
daratan. Bagaimana tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya? Marilah
kita bahas uraian berikut.
1)
Tumbuhan
Hidup di Air
Tumbuhan
yang hidup di air contohnya teratai, enceng gondok, kangkung, dan genjer.
Tanaman ini, mempunyai daun yang lebar. Mempunyai rongga udara pada batangnya
un- tuk membantu penguapan. Akar yang kuat me- nancap di dasar untuk
keseimbangan daun. Tanaman air kebalikan dari tanaman di daerah kering. Tanaman
ini berusaha melepas uap air sebanyak-banyaknya ke udara. Rongga udara berguna
agar dapat mengapung.
2)
Tumbuhan
yang Hidup di Dua Musim
Tumbuhan
ada yang hidup di dua musim. Artinya tumbuhan mengalami musim penghujan dan
kemarau. Pada saat musim peng- hujan air melimpah. Sedangkan saat musim kemarau
air sangat sulit diperoleh. Tumbuhan yang hidup pada dua musim memiliki
ciri-ciri yaitu:
a)
dapat
menggugurkan daunnya pada musim kemarau (meranggas),
b)
dapat
melebarkan daunnya pada musim penghujan.
Contoh
tanamannya, antara lain pohon jati dan mahoni. Pada musim kemarau pohon ini
akan mengurangi daun. Pengurangan daun untuk mengurangi penguapan. Cemara
mempunyai daun lembut dan meruncing. Sedangkan rumput akan menghabiskan
daunnya, tetapi umbinya tetap hidup di dalam tanah.
3)
Tumbuhan
di Daerah Kering atau Gurun
Daerah
gurun sangat jarang terjadi hujan. Sepanjang hari daerah ini disinari matahari
yang terik. Tumbuhan pada daerah kering memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a)
Berdaun
tebal dengan lapisan lilin (untuk mengurangi penguapan)
b)
Batangnya lebar menggembung (untuk menyimpan
cadangan air)
c)
Daunnya
berupa duri
d)
Akar
menghujam jauh ke dalam tanah dan bercabang banyak.
Contoh
tumbuhan gurun adalah kaktus. Pada saat kering kaktus akan menggunakan cadangan
makanan, cadangan makanan tersimpan di batang. Bila cadangan makanan digunakan,
batangnya mengerut. Tetapi saat hujan tiba batang kaktus mengembung lagi.
4)
Menempel
Pada Tumbuhan
Ada
dua jenis tanaman yang menempel pada tumbuhan lain. Contohnya epifit dan
parasit. Epifit adalah menempel pada tum- buhan lain namun tidak merugikan.
Contohnya, anggrek, vanili, mentimun, dan anggur.
Adapun
tumbuhan parasit menempel pada tumbuhan lain dan bersifat me- rugikan tumbuhan
inangnya. Contohnya benalu dan tali putri.
b.
Berdasarkan Cara Melindungi Diri
Hewan bisa berlari,
untuk melepaskan diri. Tetapi tumbuhan me- miliki cara tersendiri melindungi
diri. Tumbuhan mempunyai bagian tubuh untuk melindungi diri. Bagian mana
sajakah tumbuhan bisa menjaga diri? Marilah kita pelajari bersama. Berikut
adalah tumbuhan yang dikelompokkan berdasarkan cara melindungi dirinya.[6]
1) Menggunakan Duri
Duri tumbuh pada
batangnya. Amatilah bunga mawar yang ada di tamanmu! Indah dan wangi ya, tapi
hati-hati kalau kurang hati-hati terkena durinya. Contoh tumbuhan yang lain
yaitu pohon salak, jeruk, dan bougenvil.
2) Menggunakan Getah
Pohon memiliki getah
yang sangat lengket. Getah akan keluar jika kulit pohon tergores atau
rantingnya patah. Contohnya, pohon sawo, nangka, jambu mete, dan pohon karet.
3) Menggunakan Bulu yang Tajam
Ada tumbuhan tertentu
yang melindungi diri dengan bulu yang tajam. Bulu yang tajam terdapat pada
bagian batang. Bulu yang tajam dapat melekat kuat serta menyebabkan
gatal-gatal. Contohnya bulu pada pohon bambu dan tebu.
4) Menggunakan Racun
Daun singkong sangat
berbahaya jika dimakan mentah. Maka saat akan memakan daun singkong, harus
direbusnya terlebih dahulu. Sehingga dapat menghilangkan racunnya. Daun ini
aman dari hewan pemangsanya. Karena dapat menjadi racun bagi hewan-hewan
tersebut.
E.
Aktivitas Manusia yang Mempengaruhi Lingkungan
Dalam suatu ekosistem, terjadi hubungan timbal balik antara komponen
biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik terdiri dari produsen,
konsumen dan pengurai, sedangkan komponen abiotik terdiri dari cahaya, udara,
air, tanah, suhu, dan mineral.
Keberadaan komponen-komponen tersebut dikontrol secara alami oleh
alam sehingga terjadi suatu keadaan yang disebut keseimbangan ekosistem.
Keseimbangan ekosistem ditandai dengan tidak terputusnya rantai makanan.
Tetapi tanpa sadar sebagian besar aktivitas manusia telah mengganggu kontrol
alami terhadap keseimbangan ekosistem.[7]
1.
Pencemaran Lingkungan
Untuk meningkatkan kulitas hidupnya manusia berusaha memanfaatkan
kekayaan alam yang berada di lingkungannya. Kekayaan alam tersebut berupa
komponen biotic maupun abiotik yang kita kenal sebagai sumber daya alam.
Melalui akal pikiran manusia menciptakan peralatan berupa mesin dan alat-alat
bantu teknologi tinggi untuk dapat menghasilkan produk yang berlimpah dalam
waktu yang singkat. Namun dalam kenyataannya, kualitas yang hendak dicapai
masih sulit dijangkau. Hal ini disebabkan karena adanya dampak negative dari
industry dan teknologi terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung alam
yang berarti akan mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidup
manusia itu sendiri.
Pengertian pencemaran sendiri adalah masuknya bahan atau energy ke
dalam lingkungan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan
baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga mengganggu
kesehatan, eksistensi manusia, dan aktifitas manusia serta organisme lainnya.
Berdasarkan
mediumnya, pencemaran dikelompokkan menjadi :[8]
a. Pencemaran
air
Air dikatakan tercemar jika mendapatkan zat atau bahan atau kondisi
dalam air yang menurunkan kualitas sesuai dengan standar peruntukannya.
Misalnya sumber air minum yang tidak sesuai lagi digunakan untuk air minum. Air
sungai yang tidak layak lagi digunakan untuk cuci dan mandi. Sumber polutan
pencemaran air terutama adalah limbah industri dan rumah tangga, sampah padat
maupun cair, buangan daerah pertanian berupa pupuk dan pestisida, serta tumpahan
minyak.
b. Pencemaran udara
Pencemaran udara terjadi bila ke dalam udara masuk satu atau lebih
bahan kimia dalam konsentrasi tinggi atau mempunyai kondisi fisik seperti panas
tinggi yang dapat berbahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan atau materi lainnya.
c. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah berkaitan erat dengan pencemaran air dan udara. Air
permukaan yang tercemar dapat masuk ke dalam tanah dan menimbulkan pencemaran
tanah. Sedangkan pencemar yang terdapat di udara bersama-sama air hujan akhirnya
akan mencemari tanah pula. Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh sampah
2. Aktivitas
Manusia yang Mempengaruhi Keseimbangan Ekosistem
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepan dari aktifitas. Aktifitas tersebut
tentu sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Beberapa aktifitas yang
mereka lakukan dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Berikut contoh
aktifitas / kegiatan manusia yang dapat mengganggu lingkungan :
1. Penebangan
hutan secara liar.
Penebangan
hutan secara liar dapat mengakibatkan :
a.
Hilangnya tempat tinggal dan tempat
berlindung hewan yang hidupdi dalamnya.
b.
Akar tanaman tidak dapat menahan
hujan sehingga menyebabkan tanah longsor atau erosi.
c.
Tanah yang longsor menyebabkan air
sungai menjadi keruh sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai tumbuhan yang
ada di dasar di bawah air sungai.
d.
Tumbuhan-tumbuhan tersebut akan mati
sehingga hewan yang bergantung pada tumbuhan tersebut juga akan mati.
e.
Berkurangnya resapan air hujan
sehingga dapat menyebabkan banjir.
2.
Penambangan terbuka.
Penambangan
terbuka menyebabkan :
a. Hutan
hujan lebat menjadi gurun tandus dan mati sehingga tidak ada lagi tumbuhan yang
dapat hidup di sana.
b.
Limbah dari sisa pertambangan
menyebabkan sungai menjadi keruh dan coklat.
c.
Zat kimia yang digunakan dalam
proses penambangan dibuang ke aliran sungai sehingga membunuh ikan dan satwa
lainnya.
3. Pembuangan
sampah atau limbah.
Pembuangan
sampah atau limbah yang dibuang ke sungai menyebabkan :
a. Sungai
menjadi tercemar dan airnya tidak dapat digunakan.
b.
Makhluk hidup yang bergantung pada
air sungai akan kesulitan mencari air bersih.
4. Penggunaan
pupuk dan pestisida yang berlebihan.
Penggunaan
pupuk yang berlebihan menyebabkan :
a. Sebagian
pupuk yang tidak diserap oleh tumbuhan akan terbuang bersama aliran air.
b.
Pupuk tersebut banyak mengandung
hara mineral menyebabkan perkembangbiakan tumbuhan air menjadi cepat.
c.
Permukaan air dipenuhi oleh tumbuhan
air, sehingga sinar matahari terhalang masuk ke dalam perairan.
d.
Proses fotosintesis fitoplankton menjadi
terhambat sehingga kadar oksigen dalam air menurun dan menyebabkan kematian
masal penghuni perairan.
Penggunaan
pestisida yang berlebihan menyebabkan :
a. Mematikan
makhluk hidup sealin hama pertanian yang sebenarnya bermanfaat.
b.
Hama menjadi kebal terhadap
pestisida sehingga menjadi ledakan jumlah hama.
5.
Perburuan liar
Perburuan
liar menyebabkan berkurangnya jumlah hewan bahkan lama kelamaan akan punah.
6. Penangkapan
ikan tanpa terkendali
a.
Penggunaan dinamit dan pukat harimau
menyebabkan ikut terbunuhnya ikan yang masih muda dan menyebabkan rusaknya
terumbu karang.
b.
Penggunaan jaring bermata kecil
menyebabkan ikan kecil dan ikan yang belum dewasa juga ikut tertangkap sehingga
menghambat proses regenerasi ikan.
c.
Penangkapan ikan saat musim kawin menyebabkan
terhambatnya proses regenerasi ikan karena ikan yang tertangkap belum sempat
berkembang biak.
7. Perusakan
terumbu karang
Perusakan
terumbu karang menyebabkan rusaknya kehidupan ribuan makhluk yang saling
bergantung, karena terputusnya rantai makanan dalam ekosistem terumbu karang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Organisasi
Kehidupan Makhluk Hidup
Organisasi
kehidupan antar makhluk hidup dengan lingkungannya dapat digambarkan sebagai
berikut:
a.
Individu : adalah setiap
anggota populasi. Contoh: seorang manusia, seekor
kucing, sebuah serangga
b.
Populasi : adalah kumpulan makhluk hidup
sejenis yang tinggal di suatu tempat. Contoh : pupulasi manusia,
populasi tikus, pupulasi harimau, populasi gajah
c.
Komunitas : adalah kehidupan bersama antara makhluk hidup yang terdiri
dari beberapa populasi yang hidup bersama di suatu tempat. Komunitas dibedakan
menjadi dua macam yaitu:
1)
Komunitas
akuatik
yaitu kelompok makhluk hidup yang hidup di perairan
2)
Komunitas
terestrial (komunitas darat) yaitu kelompok makhluk hidup yang hidup di daratan
d. Ekosistem : adalah hubungan makhluk hidup dengan
lingkungannya. Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi 2
yaitu :
1) Ekosistem alam yaitu ekosistem yang terbentuk
dengan sendirinya (secara alami). Contoh : sungai
2) Ekosistem buatan yaitu ekosistem yang sengaja
dibuat. Contoh : akuarium
e. Biosfer : permukaan bumi dimana semua mahluk hidup
dapat melangsungkan semua kehidupannya. Contoh : bumi
2. Hubungan atau Interaksi antar Makhluk
Hidup dengan Lingkungannya
a. Interaksi antar individu
Setiap
organisme hidup ditempat tertentu atau habitat tertentu. Organisme sejenis yang
hidup disuatu tempat dalam kurun waktu tertentu disebut populasi. Jumlah
individu sejenis yang hidup disuatu tempat persatuan luas menunjukkan kepadatan
populasi. Lokasi ditemukan individu-individu sejenis pada suatu tempat
menunjukkan penyebaran atau distribusi populasi.
b. Interaksi antar Populasi
Bentuk interaksi antar populasi dapat berupa:
1) Predasi : Interaksi dari dua individu dalam
populasi berbeda spesies berupa makan dan dimakan atau satu spesies memakan
spesies lainnya, individu yang memakan disebut predator dan yang dimakan
disebut mangsa
2) Kompetisi
: Hubungan dua populasi yang hidup bersama dan saling mempengaruhi
3) Simbiosis
: Hubungan khusus antar makhluk. Dibedakan menjadi 4:
a) Simbiosis
mutualisme : Bila dua spesies
mahluk hidup, hidup bersama masing-masing mendapat keuntungan dan dapat
berkembang dengan baik. Contoh: Simbiosis antara lebah dengan bunga
b) Simbiosis parasitisme : Hubungan antar makhluk hidup yang
hanya menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lain. Contoh : Tanaman
benalu yang menempel pada pohon lain
c) Simbiosis komensalisme : Hubungan antar makhluk hidup yang menguntungkan satu pihak
sedangkan pihak lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan. Contoh :
d) Simbiosis netralisme : Bila antara dua spesies individu
baik dalam keadaan terpisah maupun berkumpul tidak terjadi saling merugikan
atau saling menguntungkan.
3. Hubungan Makan dan Dimakan antar Makhluk
Hidup
Proses makan-dimakan akan
membentuk rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi. Rantai makanan adalah hubungan yang
menggambarkan peristiwa makan memakan antara makhluk hidup. Peristiwa kompleks makan-dimakan digambarkan dalam
bentuk jaring-jaring makanan. Skema makan dan dimakan antar makhluk hidup bisa
digambarkan dari produsen-konsumen I-konsumen II-konsumen III-pengurai. Dalam
proses makan dimakan terjadi perpindahan energi. Transfer energi dari matahari
ke produser, konsumer dan pengurai dikenal sebagai aliran energi
4. Penyesuaian Makhluk Hidup dengan
Lingkungannya
a. Hewan
1) Cara memperoleh makanan: Herbivor,
karnivor, omnivor
2) Cara melindungi diri: dengan alat tubuh
misalnya tanduk, dengan tingkah laku misalnya mimikri.
b. Tumbuhan
1) Berdasarkan tempat hidupya: tumbuhan
hidup di air, tumbuhan yang hidup di dua musim, tumbuhan yang hidup di gurun,
dan menempel pada tumbuhan
2) Berdasarkan cara melindungi diri:
menggunakan duri, menggunakan getah, menggunakan bulu yang tajam, menggunakan
racun
5. Pengaruh Hubungan Makhluk Hidup dengan
Lingkungannya
Keseimbangan
ekosistem ditandai dengan tidak terputusnya rantai makanan. Tetapi tanpa
sadar sebagian besar aktivitas manusia telah mengganggu kontrol alami terhadap
keseimbangan ekosistem. Diantaranya yakni pencemaran lingkungan, aktivitas
manusia yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem contohnya penebangan hutan
secara liar, penambangan terbuka, pembuangan sampah atau limbah, perburuan liar,
dan perusakan terumbu karang.
DAFTAR PUSTAKA
Azmiyati,
Choiril. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta
: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Muharram,
Aris. 2008. Senang Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Sulistyanto,
Heri. 2008. Ilmu Pengethuan Alam. Jakarta
: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Sulistyowati.
2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Sumardi, Yosephat, dkk. 2007. Konsep
Dasar IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Susilowati,
Eko . 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 5.
Jakarta : Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional
Tarwoko,
Edy. 2009. Mengenal Alam Sekitar. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Winarti,
Wiwik. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
[1] Eko Susilowati, Ilmu
Pengetahuan Alam 5 ( Jakarta : Pusat
Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional, 2010) hlm 68
[2] Choiril Azmiyati, Ilmu
Pengetahuan Alam 5, (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008) hlm 156
[3] Aris Muharram, Senang Belajar
Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hlm. 44
[4] Sulistyowati, Ilmu
Pengetahuan Alam, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
2009), hlm. 50
[5] Edy Tarwoko, Mengenal Alam
Sekitar, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009),
hlm. 65
[6] Wiwik Winarti, Ilmu
Pengetahuan Alam, (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasioanal, 2009) hlm 44
[8] Heri Sulistyanto, Ilmu
Pengethuan Alam, ( Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008) hlm 175
Tidak ada komentar:
Posting Komentar