Kamis, 25 Juni 2015

Makalah tentang Iklim



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tipe Iklim
1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim
Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim antara lain sebagai berikut
a.       Letak garis lintang
b.      Letak tinggi tempat
c.       Pengaruh daratan yang luas
d.      Lokasi daerah
e.       Daerah gunung atau pegunungan yang dapat mempengaruhi posisi banyangan hujan
f.       Suhu udara dan awan
g.      Banyak atau sedikitnya curah hujan
h.      Pengaruh arus laut
i.        Panjang dan pendeknya musim
j.        Pengaruh topografi dan vegetasi
2.      Macam-macam Iklim
Menurut dasar yang digunakan untuk membuat pembagian daerah-daerah iklim, ada macam-macam iklim sebagai berikut:
a.       Iklim Matahari
Dasar perhitungannya untuk mengadakan pembagian daerah iklim matahari ialah banyaknya sinar mata hari yang diterima oleh permukaan bumi.
Menurut teori, makin jauh dari katulistiwa makin besar sudut datang sinar matahari, sehingga makin sedikit jumlah sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi.
Pembagian daerah iklim matahari didasarkan pada letak lintang adalah sebagai berikut.
1)      Daerah iklim tropis
a)      00 LU  - 23,50LU
b)      00 LS  - 23,50LS
2)      Daerah Iklim Sedang
a)      23,50 LU – 66,50 LU
b)      23,50 LS – 66,50 LS
3)      Daerah iklim Dingin
a)      66,50 LU- 900 LU
b)      66,50 LS- 900 LS
Pembagian daerah iklim menurut iklim matahari didasarkan suatu teori, bahwa temperatur udara makin rendah jika letaknya makin jauh dari khatulistiwa. Maka dari itu, ada ahli yang menyebut iklim matahari sebagai iklim teoritis.
b.      Iklim Fisis
Iklim fisis ialah iklim yang didasarkan pada pembagian daerah menurut kenyataan sesungguhnya sebagai pengaruh dari faktor-faktor fisis berikut.
1)      Pengaruh daratan yang luas
2)      Pengaruh lautan
3)      Pengaruh angin
4)      Pengaruh arus laut
5)      Pengaruh vegetasi
6)      Pengaruh topografi
c.       Iklim menurut Koppen
Koppen mengadakan pembagian daerah iklim berdasarkan temperatur dan hujan. Menurut keadaan temperatur dan hujannya, permukaan bumi dibagi menjadi beberapa daerah iklim.
Untuk ciri-ciri temperatur dan hujan digunakan huruf-huruf besar dan huruf-huruf kecil sebagai berikut:
A = Temperatur normal dari bulan-bulan yang terdingin paling rendah 180 C. Suhu tahunan 200C sampai 250C dengan curah hujan rata-rata dalam setahun + 60cm.
B = Temperatur normal dari bulan-bulan yang terdingan di antara 180  C - 30C.
C = Temperatur bulan-bulan terdingin di bawah 30C.
D = Temperatur bulan-bulan terpanas di atas 00C
E = Temperatur bulan-bulan terpanas dibawah 100C
F = Temperatur bulan-bulan terpanas di antara 00C - 100C
G = Temperatur bulan-bulan terpanas di bawah 00C

Ciri-ciri hujan:
B. Iklim kering hujan dibawah batas kering
f. selalu basah: hujan jatuh dalam semua musim
s. bulan-bulan yang kering terjadi pada musim panas di belahan bumi tempat yang bersangkutan.
w. Bulan-bulan yang kering
m. Bentuk peralihan : hujan cukup untuk membentuk hutan dan musim keringnya pendek.
Koppen membedakan iklim menjadi lima kelompok utama sebagai berikut.
1)         Iklim A, yaitu iklim khatulistiwa yang terdiri atas:
a)      Af : Iklim hutan tropis
b)      Aw: Iklim Sabana
2)        Iklim B, yaitu iklim subtropik yang terdiri atas:
a)      Bs : Iklim Stepa
b)      Bw: Iklim gurun
3)        Iklim C, yaitu iklim sedang maritim yang terdiri tas:
a)      Cf : iklim sedang maritim tidak dengan musim panas yang kering
b)      Cw: iklim sedang maritim dengan musim dingin yang kering
c)      Cs: Iklim sedang maritim dengan musim panas yang kering
4)        Iklim D yaitu iklim sedang kontinental yang terdiri atas:
a)      Df : iklim sedang kontinental yang selalu basah
b)      Dw: iklim sedang kontinental dengan musim dingin yang kering
5)        Iklim E yaitu iklim arktis atau iklim salju yang terdiri atas
a)      Et  : Iklim tundra
b)      Ef  : Iklim dengan es abadi.
Karena iklim di pegunungan mempunyai sifat tersendiri, maka koppen masih mengadakan pembagian sebagai berikut.
Iklim RG       : Iklim pegunungan di bawah 3.000 mdpl
Iklim H          : iklim pegunungan di bawah 3.000 mdpl
Iklim RT        : Iklim pegunungan sesuai dengan ciri-ciri iklim ET.
Untuk menentukan tipe iklim suatu daerah menurut W.Koppen dapat dilakukan melalui langkah berikut: dengan menghubungkan jumlah hujan pada bulan terkering dengan jumlah hujan setahun, secara lurus pada diagram kopper.
d.      Iklim menurut Schmitd
Dalam pembagian iklim, Schmidt-Ferguson lebih menitik beratkan tipe curah hujan dan penggolongannya. Adapun langkah-langkah cara penentuannya sebagai berikut:
1)      Untuk menentukan tipe curah hujan Dr.Schmidt dan Ir.Ferguson mendasarkan tingkat kebasahan yang disebut Gradient (Q)
2)      Untuk menentukan nilai Q ditetapkan dengan rumus:
Q =  Banyaknya jumlah bulan kering   x 100%
         Banyaknya jumlah bulan basah
3)      Untuk menentukan kreteria bulan kering dan bulan basah menggunakan klasifikasi menurut Mohr, sebagai berikut.
a)      Bulan kering  = bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm
b)      Bulan basah   = bulan yang curah hujannya lebih dari 100 mm
4)      Berdasarkan rasio Q, maka tipe curah hujan digolongkan sebagai berikut.
Tipe A jika Q     = 0% -14,3%
Tipe B jika Q      = 14,3% -33,3%
Tipe C jika Q      = 33,3% - 60%
Tipe D jika Q     = 60% - 100%
Tipe E jika Q      = 100% - 167%
Tipe F jika Q      = 167% - 300%
Tipe G jika Q     = 300% - 700%
Tipe H jika Q     = lebih dari 700%
e.       Iklim menurut Oldeman
Dalam pembagian iklim, Oldeman lebih menitikberatkan pada banyaknya bulan basah dan bulan kering secara berturut-turut yang dikaitkan dengan sistem pertanian untuk daerah-daerah tertentu. Maka dari itu, penggolongan iklimnya lebih dikenal dengan sebutan zona agroklimat.
Simbol subdivisi
Bulan Kering
Bulan basah
Masa Tanam Bulan
Keterangan
1.       
<2
11-12
11-12
Kemungkinan penanaman tanaman pangan dapat diusahakan sepanjang tahun
2.       
2 - 3
9-10
9-10
Penanaman tanaman dapat diusahakan sepanjang tahun melalui perencanaan yang teliti
3.       
4 - 6
6-8
6-8
Periode bero tidak dapat dihindari, tetapi penanaman 2 jenis tanaman secara bergantian masih mungkin dapat dilakukan, seperti : lahan sawah, ditanami padi, berikutnya palawija
4.       
7 - 9
3-5
3-5
Kemungkinan penanaman tanaman pangan hanya satu kali
5.       
9
3
3
Tidak sesuai untuk tanaman bahan pangan tanpa penambahan sumber air berikut sistem irigasi yang teratur baik.

Zona agroklimat utama dibagi atas lima subdivisi. Masing-masing subdivisi terdiri dari bulan kering berurutan yang dihubungkan dengan masa tanaman seperti ditunjukkan pada tanel diatas. Walaupun oldeman tidak menginformasikan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, namun penggolongan iklimnya lebih praktis dan dapat memberi petunjuk untuk mencari kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan lahan pertanian yang lebih produktif.
Dengan mempelajari jumlah bulan basah dan bulan kering, kita dapat menganalisis data curah hujan di suatu daerah lebih rinci dan dapat menafsirkan kemungkinan-kemungkinannya untuk pertanian apa yang cocok.

B.     Persebaran Curah Hujan Di Indonesia
Daerah Konvergensi Antar Tropis (DKAT) adalah suatu daerah atau zona yang memiliki suhu tertinggi dibandingkan dengan daerah sekelilingnya. Oleh karena itu, daerah ini disebut juga ekuator termal. Suhu yang tinggi mengakibatkan banyak penguapan sehingga daerah ini akan terjadinya hujan zenit atau hujan konveksi. Letak DKAT mengalami pergeseran dari utara ke selatan, yaitu dari 23 ½ 0 LU sampai 23 ½ 0 LS, setiap empat belas hari.
Secara astronomis, negara Indonesia terletak di daerah tenang ekuatorial ( daerah doldrum) dan secara geografis memungkinkan adanya penguapan yang besar. Oleh karena itu, pada musim kemarau kadang-kadang juga masih banyak hujan. Dengan demikian, tidak ada batas yang jelas antara musim kemarau dan musim penghujan.
Sebagai negara kepulauan yang memiliki laut yang luas dan suhu yang tinggi, penguapan udara Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu tinggi. Kelembaban udaqara yang tinggi menyebabkan curah hujan yang tinggi pula. Meskipun demikian, banyaknya curah hujan di tiap-tiap daerah tergantung pada faktor-faktor berikut.
1.      Letak daerah konvergensi antartropis
2.      Bentuk medan dan arah lereng medan
3.      Arah angin yang sejajar dengan pantai
4.      Jarak perjalanan angin di atas medan datar
5.      Posisi geografis daerahnya.
Rata-rata curah hujan di Indonesia tergolong tinggi, yaitu lebih dari 2.000 mm/ tahun. Daerah yang paling tinggi curah hujannya adalah daerah Baturaden di lereng Gunung Selamet, dengan curah hujan rata-rata ±589 mm/bulan. Daerah yang paling kering adalah daerah Palu, sulawesi Tengah, dengan curah hujan rata-rata ± 45,6 mm/ bulan.
Angin yang berasal dari daerah perairan menuju ke daratan umumnya dapat menimbulkan hujan. Apabila daratan yang dilewati angin itu lebar dan sifat permukaannya tidak berubah, maka pada kawasan sekitar pantai kemungkinan akan terjadi hujan, tetapi di daerah pedalaman tidak hujan. Hujan kemungkinan turun lagi jika medannya mulai naik. Peristiwa tersebut sering terjadi di kawasan Jakarta, Cibinong, dan Bogor. Pada bulan Januari- Februari hujan turun di Jakarta dan Bogor, sedangkan di Cibonang udara cerah. Sebaliknya pada bulan April- Mei jakarta dan Bogor Cerah, sedangkan di Cibonang terjadi hujan. Profesor I Made Sandy (1987) menyebut peristiwa ini sebagai “ Gejala Cibinong”.
Peristiwa (gejala Cibinong) di kawasan Jakarta, Cibinong, dan Bogor. Inilah yang menjadikan munculnya istilah hujan kiriman. Bahkan, di akhir Januari dan awal Februari tahun 2002 Jakarta mengalami musibah banjir yang cukup memperhatinkan.

C.    Persebaran Vegetasi
Menurut penyelidikan terdapat kurang 4.000 jenis pojon-pohonan, 1.500 paku-pakuan, dan 5.000 jenis anggrek di Indonesia. Tumbuhan tersebut ada yang hidup karena ditanam dan ada pula yang hidup secara alami.  Tumbuh-tumbuhan yang hidup secara alami disebut flora atau vegetasi.
Tabel Persebaran Kelompok Tumbuhan Di Dunia Dan Kaitannya Dengan Tipe Iklim
Tipe Iklim
Ciri-ciri Iklim
Bioma (Kelompok Tumbuhan)
Kutub
Sangat dingin sepanjang tahun
Tundra
Dingin
Dingin sepanjang tahun

Sedang-Dingin (batas barat)
Hujan sepanjang tahun, maksimum musim dingin
Hutan sedang meranggas

Terkadang hujan, maksimum musim panas
Padang rumput
Sedang panas (Batas Barat: Mediterania)
(Batas Timur: Musim)
Hujan musim dingin    
Beberapa tempat hujan sepanjang tahun, maksimum musim panas
Mediterania

Hutan tropis meranggas
Tropis      Gurun
Kontinental
Musim
Tropis Batas Timur
Ekuator
Sedikit hujan

Hujan musim panas
Hujan sepanjang tahun
Hujan sepanjang tahun
Gurun (xerofit)
Hutan rumput tropis (sabana)
Hutan lebat
Hutan hujan tropis

Kehidupan tumbuh-tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti iklim, ketinggian tempat, dan bentang lahan. Faktor yang berpengaruh besar terhadap persebaran flora ialah iklim, terutama suhu udara dan curah hujan. Indonesia beriklim tropis. Suhu udara rata-rata setiap tahun cukup tinggi. Oleh karena itu, tumbuh-tumbuhandiIndonesia hidup sepanjang tahun. Indonesia tidak pernah mengalami musim gugur seperti di negara-negara beriklim subtropis.
Curah hujan di tiap daerah Indonesia tidak sama. Ada daerah yang bercurah hujan banyak, sedang, dan sedikit. Hal itu mempengaruhi jenis dan pertumbuhan flora.
Seorang ahli tumbuh-tumbuhan bangsa Jerman bernama J.W. Junghuhn menyelidiki tumbuh-tumbuhan di Indonesia. Ia membagi kelompok tumbuhan berdasarkan tinggi rendahnya daerah.
1.      Daerah panas (0-700 mdpl). Daerah ini cocok untuk tanaman perkebunan, seperti tebu, kelapa, cokelat, karet, dan tembakau. Tumbuhan alami yang cocok untuk daerah ini ialah bambu.
2.      Daerah sedang (700-1500 mdpl). Daerah ini cocok untuk tanaman perkebunan, seperti pinang, kopi, teh, dan kina. Sedangkan tumbuhan alami yang cocok di daerah ini ialah aren (enau).
3.      Daerah dingin (1.500-2.500 mdpl). Daerah ini cocok untuk  tumbuhan alam jenis cemara.
4.      Daerah sangat dingin (2.500-3.500) daerah ini cocok untuk hutan alpin dan rumput-rumput kerdil.
5.       Daerah salju (3.500 mdpl-lebih). Di daerah ini hampir tidak terdapat tumbuh-tumbuhan, sebab diliputi salju, misalnya di puncak-puncak pegunungan tinggi di Papua (Irian Jaya).
Pembagian tumbuh-tumbuhan menurut Junghuhn di atas ternyata tidak bertitik berat pada tumbuhan alami, tetapi juga pada tumbuhan perkebunan. Meskipun Indonesia beriklim tropis, ternyata flora yang terdapat di Indonesia tidak hanya flora daerah tropis. Lain halnya dengan negara-negara yang beriklim subtropis (sedang), misalnya negara-negara Eropa Barat. Di sana hanya terdapat tumbuh-tumbuhan daerah subtropis, dingin, dan sangat dingin. Tumbuh-tumbuhan tropis tidak dimiliki oleh negara-negara beriklim subtropis.

D.    Hubungan Iklim dengan Bentang Alam
Permukaan bumi yang mempunyai letak lintang dan elevasi (ketinggian) berbeda-beda pula. Keadaan iklim di suatu tempat akan mempengaruhi keadaan flora, fauna, dan keadaan alam. Kehidupan manusia juga banyak dipengaruhi oleh keadaan iklim dan keadaan alam. Hal ini terbukti dari berbagai bentuk rumah, bahan pakaian, bahan makanan, kebiasaan penduduk, dan jenis kendaraan.
Unsur-unsur iklim mempunyai kaitan-kaitan yang erat terhadap bentuk bentang-bentang alam dan bentuk bentang budaya. Bentang alam adalah bagian yang tampak di alam seperti permukaan tanah, vegetasi, dan daerah perairan. Perubahan bentang alam relatif konstan (tetap) bila dibandingkan dengan bentang budaya.
1.      Kaitan dengan permukaan tanah
Iklim panas dengan temperatur dan curah hujan yang tinggi akan mempercepat proses pelapukan dan erosi, misalnya:
a.       Hanyutnya lapisan tanah yang menyebabkan tanah menjadi tandus( Kritis)
b.      Terbentuknya jurang-jurang yang lebar dan dalam
c.       Gunung-gunung yang tinggi menjadi datar
d.      Banyaknya delta-delta di muara sungai
2.      Kaitan dengan vegetasi
Di permukaan bumi terdapat beberapa macam vegetasi, misalnya: daerah padang rumput, daerah tundra, daerah hutan basah, daerah hutan gugur, dan lain-lain yang tumbuh pada daerah dengan iklim yang berbeda-beda.
Hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan alam dapat mencerminkan tingkat penyesuaian dan penguasaan manusia terhadap lingkungan alam. Perwujudannya dapat dilihat pada bentang budayannya. Makin banyak jumlah penduduk, makin bartambah luas areal bentangalam yang berubah menjadi bentang budaya. Contoh perubahan bentang budaya adalah munculnya lokasi permukiman penduduk, lokasi perkantoran, dan lokasi industri yang secara langsung berakibat pada budaya penduduk di sekitarnya.
Iklim termasuk faktor yang menentukan tinggi rendahnya kebudayaan, bahkan kunci peradaban atau kebudayaan penduduk, sebab:
1.      Iklim dapat membatasi atau mendukung kegiatan manusia
a.       Secara umum, manusia akan mencari tempat tinggal di daerah yang iklimnya baik. Misalnya di daerah sedang, tidak terlalu npanas atau tidak terlalu dingin dan didaerah yang banyak airnya.
b.      Daerah yang sangat dingin, daerah yang sangat panas, atau kering merupakan daerah yang mempengaruhi dan membatasi bidang-bidang pertanian
c.       Daerah yang mempunyai temperatur panasdapat melemahkan energi dan aktifitas kerja fisik.
d.      Usaha budidaya manusi dibidang industri banyak berhubungan dengan iklim, lebih-lebih yang bersifat biotik.
2.      Perubahan keadaan iklim berpengaruh terhadap kesehatan manusia.
a.       Penyakit yang disebarkan oleh nyamuk, misalnya penyakit malaria dan penyakit demam berdarah, terjadi pada musim penghujan dan di  daerah yang tanahnya becek.
b.      Banyak penyakit muntah berak terjadi pada musim panas yang banyak hujan
c.       Penyakit gangguan pernapasan atau flu sering terjadi pada masa musim penghujan atau peralihan
d.      Penyakit alergi yang disebabkan dari rangsangan serbuk bungaakan mengalami puncaknya pada musim mendekati panen padi atu gandum, sebab tanaman tersebut berbunga dan menjalarkan serbuk sarinya ke mana-mana melalui angin.






BAB III
PENUTUP
E.     Simpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim: Letak garis lintang, Letak tinggi tempat, Pengaruh daratan yang luas, Lokasi daerah, Daerah gunung atau pegunungan , Suhu udara dan awan, Banyak atau sedikitnya curah hujan, Pengaruh arus laut, Panjang dan pendeknya musim, Pengaruh topografi dan vegetasi
1.      Macam-macam Iklim
f.       Iklim Matahari
Iklim Matahari dapat disebut dengan Iklim Teoritis, yaitu iklim yang didasarkan pada suatu teori. Macam-macam iklim matahari, yaitu:
4)      Daerah iklim tropis
5)      Daerah Iklim Sedang
6)      Daerah iklim Dingin
g.      Iklim Fisis
Iklim yang didasarkan pada pembagian daerah menurut kenyataan sesungguhnya sebagai pengaruh dari faktor-faktor fisis berikut.
7)      Pengaruh daratan yang luas
8)      Pengaruh lautan
9)      Pengaruh angin
10)  Pengaruh arus laut
11)  Pengaruh vegetasi
12)  Pengaruh topografi
h.      Iklim menurut Koppen
Iklim menurut temperatur dan curah hujannya.
Ciri-ciri Temperatur:
A = Temperatur normal dari bulan-bulan yang terdingin paling rendah 180 C. Suhu tahunan 200C sampai 250C dengan curah hujan rata-rata dalam setahun + 60cm.
B = Temperatur normal dari bulan-bulan yang terdingan di antara 180  C - 30C.
C = Temperatur bulan-bulan terdingin di bawah 30C.
D = Temperatur bulan-bulan terpanas di atas 00C
E = Temperatur bulan-bulan terpanas dibawah 100C
F = Temperatur bulan-bulan terpanas di antara 00C - 100C
G = Temperatur bulan-bulan terpanas di bawah 00C

Ciri-ciri hujan:
b. Iklim kering hujan dibawah batas kering
f. selalu basah: hujan jatuh dalam semua musim
s. bulan-bulan yang kering terjadi pada musim panas di belahan bumi tempat yang bersangkutan.
w. Bulan-bulan yang kering
m. Bentuk peralihan : hujan cukup untuk membentuk hutan dan musim keringnya pendek.
Koppen membedakan iklim menjadi lima kelompok utama sebagai berikut.
6)         Iklim A, yaitu iklim khatulistiwa yang terdiri atas:
c)      Af : Iklim hutan tropis
d)     Aw: Iklim Sabana
7)        Iklim B, yaitu iklim subtropik yang terdiri atas:
c)      Bs : Iklim Stepa
d)     Bw: Iklim gurun
8)        Iklim C, yaitu iklim sedang maritim yang terdiri atas:
d)     Cf : iklim sedang maritim tidak dengan musim panas yang kering
e)      Cw: iklim sedang maritim dengan musim dingin yang kering
f)       Cs: Iklim sedang maritim dengan musim panas yang kering
9)        Iklim D yaitu iklim sedang kontinental yang terdiri atas:
c)      Df : iklim sedang kontinental yang selalu basah
d)     Dw: iklim sedang kontinental dengan musim dingin yang kering
10)    Iklim E yaitu iklim arktis atau iklim salju yang terdiri atas
c)      Et  : Iklim tundra
d)     Ef  : Iklim dengan es abadi.
i.        Iklim menurut Schmitd
Schmidt-Ferguson lebih menitik beratkan tipe curah hujan dan penggolongannya. Adapun langkah-langkah cara penentuannya sebagai berikut:
5)      Untuk menentukan tipe curah hujan Dr.Schmidt dan Ir.Ferguson mendasarkan tingkat kebasahan yang disebut Gradient (Q)
6)      Untuk menentukan nilai Q ditetapkan dengan rumus:
Q =  Banyaknya jumlah bulan kering   x 100%
         Banyaknya jumlah bulan basah
7)      Untuk menentukan kreteria bulan kering dan bulan basah menggunakan klasifikasi menurut Mohr, sebagai berikut.
c)      Bulan kering  = bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm
d)     Bulan basah   = bulan yang curah hujannya lebih dari 100 mm
8)      Berdasarkan rasio Q, maka tipe curah hujan digolongkan sebagai berikut.
Tipe A jika Q     = 0% -14,3%
Tipe B jika Q      = 14,3% -33,3%
Tipe C jika Q      = 33,3% - 60%
Tipe D jika Q     = 60% - 100%
Tipe E jika Q      = 100% - 167%
Tipe F jika Q      = 167% - 300%
Tipe G jika Q     = 300% - 700%
Tipe H jika Q     = lebih dari 700%
j.        Iklim menurut Oldeman
Penggolongan iklim Oldeman  lebih dikenal dengan sebutan zona agroklimat. Penggolongan iklimnya lebih praktis dan dapat memberi petunjuk untuk mencari kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan lahan pertanian yang lebih produktif.

Simbol subdivisi
Bulan Kering
Bulan basah
Masa Tanam Bulan
Keterangan
6.       
<2
11-12
11-12
Kemungkinan penanaman tanaman pangan dapat diusahakan sepanjang tahun
7.       
2 - 3
9-10
9-10
Penanaman tanaman dapat diusahakan sepanjang tahun melalui perencanaan yang teliti
8.       
4 - 6
6-8
6-8
Periode bero tidak dapat dihindari, tetapi penanaman 2 jenis tanaman secara bergantian masih mungkin dapat dilakukan, seperti : lahan sawah, ditanami padi, berikutnya palawija
9.       
7 - 9
3-5
3-5
Kemungkinan penanaman tanaman pangan hanya satu kali
10.   
9
3
3
Tidak sesuai untuk tanaman bahan pangan tanpa penambahan sumber air berikut sistem irigasi yang teratur baik.


2.      Persebaran Curah Hujan Di Indonesia
.
Secara astronomis, negara Indonesia terletak di daerah tenang ekuatorial ( daerah doldrum) dan secara geografis memungkinkan adanya penguapan yang besar.
Sebagai negara kepulauan yang memiliki laut yang luas dan suhu yang tinggi, penguapan udara Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu tinggi. Kelembaban udara yang tinggi menyebabkan curah hujan yang tinggi pula.
Banyak faktor yang mempengaruhi curah hujan di tiap daerah, yaitu:
6.      Letak daerah konvergensi antartropis
7.      Bentuk medan dan arah lereng medan
8.      Arah angin yang sejajar dengan pantai
9.      Jarak perjalanan angin di atas medan datar
10.  Posisi geografis daerahnya.
Rata-rata curah hujan di Indonesia tergolong tinggi, yaitu lebih dari 2.000 mm/ tahun.
Angin yang berasal dari daerah perairan menuju ke daratan umumnya dapat menimbulkan hujan. Apabila daratan yang dilewati angin itu lebar dan sifat permukaannya tidak berubah, maka pada kawasan sekitar pantai kemungkinan akan terjadi hujan, tetapi di daerah pedalaman tidak hujan. Hujan kemungkinan turun lagi jika medannya mulai naik.

3.      Persebaran Vegetasi
Vegetasi merupakan persebaran tumbuh-tumbuhan yang hidup secara alami.
Tipe Iklim
Ciri-ciri Iklim
Bioma (Kelompok Tumbuhan)
Kutub
Sangat dingin sepanjang tahun
Tundra
Dingin
Dingin sepanjang tahun

Sedang-Dingin (batas barat)
Hujan sepanjang tahun, maksimum musim dingin
Hutan sedang meranggas

Terkadang hujan, maksimum musim panas
Padang rumput
Sedang panas (Batas Barat: Mediterania)
(Batas Timur: Musim)
Hujan musim dingin    
Beberapa tempat hujan sepanjang tahun, maksimum musim panas
Mediterania

Hutan tropis meranggas
Tropis      Gurun
Kontinental
Musim
Tropis Batas Timur
Ekuator
Sedikit hujan

Hujan musim panas
Hujan sepanjang tahun
Hujan sepanjang tahun
Gurun (xerofit)
Hutan rumput tropis (sabana)
Hutan lebat
Hutan hujan tropis

beberapa faktor yang mempengaruhi persebaran vegetasi, antara lain: iklim, ketinggian tempat, dan bentang lahan.
J.W. Junghuhn membagi persebaran vegetasi di Indonesia berdasarkan tinggi rendahnya daerah sebagai berikut:
6.      Daerah panas (0-700 mdpl).
Cocok untuk tanaman perkebunan, seperti tebu, kelapa, cokelat, karet, dan tembakau.
7.      Daerah sedang (700-1500 mdpl).
Cocok untuk tanaman perkebunan, seperti pinang, kopi, teh, dan kina.
8.      Daerah dingin (1.500-2.500 mdpl). Daerah ini cocok untuk  tumbuhan alam jenis cemara.
9.      Daerah sangat dingin (2.500-3.500)
Cocok untuk hutan alpin dan rumput-rumput kerdil.
10.   Daerah salju (3.500 mdpl-lebih).
Di daerah ini hampir tidak terdapat tumbuh-tumbuhan, sebab diliputi salju, misalnya di puncak-puncak pegunungan tinggi di Papua (Irian Jaya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar